RA Kartini dan Pelopor Terjemah Al-Qur'an di Indonesia

a | 14.54 |
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Hari ini, Selasa 21 April 2015. Hari yang selalu diperingati sebagai Hari Kartini sejak tahun 1964. 21 April adalah Hari lahirnya Pahlawan Pelopor Kebangkitan Perempuan Indonesia, yaitu Raden Adjeng Kartini (RA Kartini). Dilahirkan di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879 dan berasal dari kalangan bangsawan jawa. Berawal dari ketertarikanya akan kemajuan perempuan eropa saat itu membuka pikiranya untuk memajukan perempuan pribumi yang pada saat itu berstatus sosial sangat rendah.

Ya, keberanian dan semangat juangnya patut kita tiru sebagai generasi penerus bangsa. Seperti buku yang diterbitkan dari kumpulan surat RA Kartini, yaitu Door Duisternis tot Licht dalam arti bahasanya adalah Habis Gelap Terbitlah Terang.

RA Kartini dan Pelopor Terjamah Alquran

SISI LAIN YANG TIDAK BANYAK DIKETAHUI

Meskipun kita mengenal RA Kartini sebagai pahlawan emansipasi wanita, tapi tidak banyak yang tahu bahwa RA Kartini adalah salah satu tokoh pelopor terjemah Al-Qur'an di Indonesia. Sebagai muslimah, wanita yang dinobatkan sebagai pahlawan emansipasi, RA Kartini juga punya pemikiran unik dalam hal pelajaran Agama. Baginya, tidak ada gunanya membaca kitab suci tanpa mengetahui artinya.

Namun hal itu tak menghentikannya mempelajari Al-Qur'an. Lewat pemikirannya yang moderat, Kartini meminta romo gurunya itu agar menerjemahkan Al-Qur'an. Permintaan yang cukup berat, karena penjajah Belanda secara resmi melarang orang Indonesia menerjemahkan Al-Qur'an. Mbah Shaleh Darat menentang larangan ini. Karena permintaan Kartini itu, dan panggilan untuk berdakwah, Mbah Shaleh Darat menerjemahkan Alquran dengan ditulis dalam huruf Arab pegon, sehingga tak dicurigai penjajah.

Kitab tafsir dan terjemahan Al-Qur’an itu diberi nama Faidh al-Rahman fi Tafsir Al-Qur’an. Tafsir pertama di Nusantara dalam bahasa Jawa dengan aksara Arab. Jilid pertama yang terdiri dari 13 juz. Mulai dari surat Al-Fatihah sampai surat Ibrahim. Kitab itu dihadiahkannya kepada RA Kartini sebagai kado pernikahannya dengan RM Joyodiningrat, Bupati Rembang. Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya. Melalui kitab itu pula Kartini menemukan ayat yang amat menyentuh nuraninya. Yaitu Surat Al-Baqarah ayat 257 yang mencantumkan, bahwa Allah-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minadh-Dhulumaati ilan Nuur).

Kartini terkesan dengan kalimat Minadh-Dhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya karena ia merasakan sendiri proses perubahan dirinya. Kisah ini sahih, dari Prof KH Musa al-Mahfudz Yogyakarta, dari Kiai Muhammad Demak, menantu sekaligus staf ahli Kiai Soleh Darat.

Kitab Tafsir Kiai Soleh itu, walau tidak selesai 30 juz Al-Qur'an, dicetak pertama kali di Singapura pada tahun 1894 dengan dua jilidan ukuran folio. Sehingga walau pengarangnya telah wafat, pengajian kitab ini jalan terus. Karena referensi pribumi Jawa yang bermukim di tanah melayu. Bahkan kaum muslim di Pattani, Thailand Selatan juga memakai kitab ini.


refrensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kartini 
http://www.dream.co.id/jejak/cerita-ra-kartini-minta-guru-ngaji-terjemahkan-quran-150420e.html 


Blog, Updated at: 14.54
Comments
0 Comments

0 komentar :

Posting Komentar

1. No Spam
2. Terima Kasih sudah berkunjung

Klik, Untuk Lebih Tau Tentang Baturaja

Entri Populer

✮✮✯ R E L A S I

Ogan Komering Ulu AMIK AKMI Baturaja
Back To Top